img-post

gemakeadilan.com - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah melaksanakan forum Rembuk Merah Putih dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan tema “Mewujudkan Pemuda Cerdas, Kritis, Cinta Tanah Air”. Kegiatan ini digelar di Gedung Wisma Perdamaian Kota Semarang pada Rabu (01/10/2025) dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 WIB yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pemuda, jurnalis, dan jurnalis mahasiswa.

Rangkaian acara dibuka dengan penyampaian materi oleh dr. Raja Faisal Manganju Sitorus, anggota Komisi XIII DPR RI, mengenai pentingnya membentuk pemuda yang cerdas, kritis, dan cinta tanah air. Pemuda selalu menjadi bagian penting dalam setiap perubahan bangsa. Saat ini, tantangan yang dihadapi cukup kompleks, khususnya dalam aspek ideologi, arus informasi, dan perkembangan teknologi. Karena itu, perlu kehati-hatian dalam menyaring konten, terutama yang berkaitan dengan agama, mengingat maraknya hoaks, ujaran kebencian, dan penyebaran paham radikalisme melalui media sosial.

Untuk itu, pemuda diharapkan memiliki tiga kualitas utama. Pertama, cerdas, yang bukan hanya diukur dari kemampuan akademis, tetapi juga kematangan emosional. Kedua, kritis, yakni terbiasa berpikir analitis, berani bertanya, dan tidak mudah terprovokasi. Ketiga, cinta tanah air, yang tercermin dalam moral serta komitmen menjaga ideologi bangsa. DPR RI melalui Komisi XIII pun berkomitmen untuk terus membuka ruang diskusi, melawan informasi yang menebar kebencian, serta mendukung gerakan anti terorisme.

Memasuki sesi kedua, acara dilanjutkan dengan diskusi. Topik pertama membahas isu terorisme dalam lingkup global, regional, hingga nasional. Pemateri pertama menekankan bahwa upaya pencegahan terorisme tidak bisa hanya mengandalkan aparat, tetapi juga memerlukan peran serta masyarakat. Diskusi ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan pemuda. Salah satu tren yang muncul di kalangan teroris adalah sikap yang berlebihan dalam memandang perbedaan, terutama perbedaan agama, sehingga mereka membenarkan ideologi yang sesat dan berpotensi menimbulkan perpecahan. Selain itu, penyebaran ekstremisme berbasis kekerasan di ruang siber kini juga menjadi tantangan serius.


Sesi diskusi kedua dilanjutkan oleh Ermy Sri Ardhiyanti S.Sos selaku Komisioner Komisi Informasi Jawa Tengah yang membahas terkait perempuan dalam pusaran terorisme. Paradigma yang semula menempatkan perempuan hanya sebagai korban, kini bergeser di mana tidak sedikit dari mereka justru menjadi pelaku aksi teror. Fenomena ini cukup sering terjadi di Indonesia, dengan berbagai faktor pendorong seperti penanaman paham jihad yang keliru, masalah internal, kepentingan politik, pencarian jati diri, hingga pengalaman traumatis. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sendiri telah merespons melalui kebijakan pencegahan berbasis regulasi, salah satunya Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 35 Tahun 2022. Selain itu, peran media sosial turut memberi dampak negatif karena adanya misinformasi dan narasi provokatif yang dapat memicu kerawanan.

“Cek fakta terlebih dahulu dan informasi resmi media yang ada,” ujarnya dalam mencegah adanya misinformasi.


“Faktor keagamaan terkadang sering memunculkan radikalisme yang mana kelompok kecil membenarkan pahamnya, apa yang sudah dilakukan oleh stakeholder dalam melakukan pencegahan khususnya dalam media sosial” ujar salah satu peserta forum.


Sesi diskusi dilanjutkan oleh Swastika Nohara, S.Pd., M.A. terkait dengan pentingnya feature news dalam menyebarkan informasi. Melalui feature, suatu kasus dapat disajikan dengan pendekatan personal sehingga lebih membekas di benak pembaca. Forum juga diajak untuk memahami teknik penulisan ini karena berpengaruh terhadap keakuratan informasi yang diterima masyarakat. Di era digital saat ini, arus informasi berlangsung sangat cepat dan tidak jarang menimbulkan kesalahpahaman. Dalam penulisan feature sendiri terdapat alur yang terdiri dari pembuka, penghubung, inti cerita, pesan, hingga penutup.


Melalui forum ini ketua FKPT Jawa Tengah dalam laporan menyampaikan, “Dengan adanya forum ini diharapkan dapat mewujudkan kedamaian dan terhindar dari ancaman terorisme di Jawa Tengah” ujar Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd.


Reporter : Rizki, Dhiyaa Ulhaq Musyaffa Kartika

Penulis : Rizki

Editor : Fildzah Shafa Ghani

Dokumentasi : Dokumentasi pribadi reporter